vintage

Friday, February 28, 2014

Lymphoma Cancer

Haiiii dear...
It's gonna be a longgg...longgg story....

My Parents & My Son
Sudah lama sekali saya tidak menulis...sudah hampir 3 bulan...well kenapa??? Postingan saya terakhir di blog pada tanggal 4 Desember 2013 adalah postingan tepat pada malam sebelum ayah saya berpulang ke sisi-Nya dan entah ini merupakan suatu firasat atau apa, sewaktu saya menulis postingan tersebut, sembari saya mendengarkan lagunya ABBA yang berjudul Our Last Summer : ( ....dan sampai sekarang...saya masih berduka. Oleh karena itu untuk memulai menulis di blog ini mungkin agak terasa berat, karena akan selalu teringat kembali ke malam terakhir saat beliau ada.

Ayah saya tidak merokok, rajin berolahraga, istirahat teratur, jarang sakit, belum pernah diopname di RS..... namun tanpa suatu gejala yang berkepanjangan, tiba-tiba langsung didiagnosa menderita Lymphoma Cancer atau yang lebih dikenal sebagai kanker getah bening stadium III/b....quite shocking! Namun mengingat riwayat keluarga saya banyak yang menderita kanker, jadi ini bukan kali pertama saya mendapatkan berita bak petir di siang bolong. Nenek dan bude saya dari pihak ayah menderita kanker, nenek buyut dan bude saya dari pihak ibu terkena kanker, sementara saya dan ibu saya sendiri juga memiliki mioma. Oleh karena itu saya dan ibu saya benar-benar menjaga pola makan saat ini, karena faktor genetika sangat kuat ada di keluarga kami.

Penasaran betapa si kanker getah bening ini benar-benar merupakan sebuah silent killer yang sungguh jahat, karena begitu minim meninggalkan.jejak namun begitu fatal akibatnya....maka saya menjadi rajin browsing dan mencari informasi tentang penyakit tersebut. Dari hasil baca-baca....yang dapat saya simpulkan adalah bahwa setiap tubuh manusia pasti memiliki kelenjar getah bening yaitu sebuah jaringan berbentuk oval yang bertindak sebagai penghasil dan penyaring cairan getah bening yang bertugas mengeluarkan sel-sel yang telah mati dan yang paling pokok adalah alat pertahanan terhadap infeksi. 

Kelenjar getah bening tersebut dapat mengalami gangguan dan fungsinya bermasalah bila terdapat penyakit masuk kedalam jaringan kelenjar getah bening dan dapat berubah menjadi kanker. Teman-teman pasti semua faham apa itu kanker, yaitu sekelompok penyakit yang terjadi ketika sel-sel tubuh yang tidak normal tumbuh dan menyebar dengan cepat. Kanker kelenjar getah bening limfoma adalah kanker ganas yang berkaitan dengan sistem limfatik, padahal sistem limfatik sendiri merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas dalam membentuk pertahanan alamiah tubuh melawan infeksi dan kanker. Bisa dibayangkan bagaimana kalau sistem kekebalan tubuh kita sendiri yang diserang? : ( Mengingat cairan limfatik itu semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik, maka kanker ini begitu mudah menyebar ke seluruh tubuh.

Ada 2 macam jenis kanker limfoma, yaitu Hodgkins dan Non Hodgkins. Kali ini saya mau share sedikit tentang yang tipe Non Hodgkins. Kebetulan ayah saya menderita kanker Limfoma Non Hodgkins atau biasa disingkat dengan NHL yang merupakan kanker ganas berasal dari limfonodus dan jaringan limfa lainnya, serta biasa menyerang pria pada usia diatas 50 tahun. Kalau menurut literatur sih, gejala dari kanker NHL ini antara lain adanya pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran tonsil dan kelenjar adenoid, limfonodus di leher yang berwarna kemerahan, demam, berkeringat pada malam hari, lelah dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. Gejala lainnya bisa berupa batuk dan sesak, sehingga banyak sekali dokter yang mendiagnosa awal penyakit ini dengan penyakit TBC.

Namun saya tidak terlalu melihat gejala tersebut pada ayah saya, beliau tidak mengalami demam, batuk dan tidak ada pembengkakan kelenjar yang terlihat secara kasat mata. Bahkan sebulan sebelum meninggal, beliau masih rutin menjalankan kebiasaannya bersepeda seminggu dua kali dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Cuma memang dua tahun belakangan ini saya melihat berat badannya cukup menurun drastis, namun saya pikir beliau mungkin sedang berdiet toh semakin tua semakin harus menghindari makanan yang berlemak. Baru saya ketahui belakangan (karena ayah saya sangat pendiam dan tertutup), kalau beliau suka berkeringat banyak pada malam hari itupun dia bercerita dalam keadaan tergolek lemah di rumah sakit. Yupss..gejala yang benar-benar harus diwaspadai adalah berkeringat banyak pada malam hari tanpa sebab. 

My dad & my son
Karena tidak ada gejala inilah, maka penyakit ayah saya benar-benar ketahuan dalam keadaan yang sangat terlambat! Awalnya beliau cuma merasakan kembung dan sebah pada perutnya...karena semakin lama semakin parah, maka akhirnya menjadi sesak nafas. Setelah didesak berulangkali oleh pihak keluarga, akhirnya beliau mau juga dibawa ke rumah sakit (beliau paling anti sepertinya masuk rumah sakit). Pertamakali kami bawa ke RS A, lalu melakukan check up seluruh tubuh. Hasilnya menunjukkan bahwa jantung, hati, ginjal dan organ penting lainnya dalam kondisi normal, namun di rongga paru sebelah kanan memang ada cairan (ascites) dan langsung disedot saat itu juga, hasilnya terkumpul 1 liter cairan! ohh itu rupanya yang membuat ayah saya menjadi sesak nafas. 

Oleh dokter spesialis beliau didiagnosa TBC dan harus mengkonsumsi obat untuk TBC tentunya. Ternyata obat TBC tersebut cukup keras, akibatnya hati dan ginjal ayah saya yang semula normal kini mengalami gangguan : ( . Dalam kondisi yang semakin sesak nafas dan tubuh lemah, anehnya dokter tersebut tetap menyuruh ayah saya mengkonsumsi obat TBC tanpa menganjurkan pemberian oksigen dsb-nya (belakangan baru saya tahu bahwa obat untuk TBC cukup keras). Maka saya sendirilah yang berinisiatif agar ayah saya diberikan oksigen tambahan.

Tidak puas dengan RS A, maka kami pun pindah ke RS B. Berdasarkan history status di RS A, maka begitu pindah di RS kedua ini ayah saya langsung dimasukkan ke dalam ruang kaca isolasi yang benar-benar tertutup (persis seperti aquarium) dan tidak boleh ditunggui pihak keluarga sekalipun....karena khawatir akan menular (sepertinya ruangan isolasi ini pula yang menjadikan mental ayah saya benar-benar menjadi sangat drop, walaupun hanya 2 hari menginap di dalamnya). 

Dokter spesialis yang menangani di RS B sangat care dan teliti, kami bisa bebas berkonsultasi dalam waktu lama. Setelah visit ayah, sang dokter mengajak saya bicara empat mata di luar kamar. Dia mengatakan bahwa berdasar hasil analisa atas diagnosa check lab di RS A, ayah saya menderita kanker limfoma dan bukan TBC. Saya tahu dari pertama kali, bahwa ketika sang dokter mengajak saya untuk berbicara berdua di luar kamar, saya sudah harus siap menerima jawaban dengan segala kemungkinan terburuk. Saat ayah saya pertamakali berkonsultasi dengan dokter dalam kondisi masih bugar, tepatnya sebulan sebelum meninggal, saya sudah tahu bahwa usia ayah saya tidak lama lagi. Entah firasat dari mana. "Kita usahakan saja yang terbaik buat Bapak", ucap sang dokter bijaksana. Setelah itu dilakukan biopsi dan memang positif ayah saya terdiagnosa kanker NHL stadium III/b.

Maka obat untuk TBC yang keras dari RS A itu dihentikan segera dan hati serta ginjalnya harus dipulihkan kembali. Akibat gangguan pada hati dan ginjal tersebut, maka tubuh ayah saya menolak segala macam obat. Persis seperti buah simalakama, diberikan obat kanker namun tubuh menolak. Tidak diberikan obat, kanker semakin merajalela. Sementara cairan (ascites) terus mengalir di dalam rongga dadanya yang berisi protein tubuh, sebanyak kurang lebih 1 liter per hari. Menurut dokter kanker ayah saya sudah dalam keadaan stadium lanjut, "Ini sebenarnya sudah lama penyakitnya berada di dalam tubuh, cuma sepertinya baru ketahuan sekarang saat kondisi tubuh Bapak dalam kondisi tidak fit". 

My Dad & My Son
Setelah menjalani sakit selama sebulan, namun sakit parahnya hanya berlangsung kurang lebih dua minggu, akhirnya ayah saya menyerah juga dengan penyakit kanker yang menggerogoti tubuhnya. Beliau tidak sempat mengalami koma...bahkan detik-detik sebelum beliau tidak ada, masih dapat berbicara dengan perawat. Beliau meninggal karena kehabisan protein di dalam tubuhnya, virus kanker itu mengambil seluruh protein. Mungkin ini jalan yang terbaik, hikmahnya adalah bahwa ayah saya tidak terlalu lama mengalami penderitaan. Cukup hanya 2 minggu!

Saya sangat kehilangan ayah saya, tentu saja.....bagaimana tidak....selain sangat berjiwa sosial, beliau adalah sosok yang penyabar, tidak pernah marah, terkenal baik dengan orang, pendiam namun humoris dan multiskills! Bayangkan, kalau di rumah kami ada kerusakan pada atap rumah, kompor gas, kulkas, telepon, mesin mobil, pompa air, magic jar, instalasi mekanikal elektrikal, kipas angin dan lain-lain, cukup panggil ayah saya. Dia jago perbaiki semuanya. Padahal background pendidikannya akunting dan pekerjaan utamanya adalah auditor. Kalau mobil saya terbaret atau kotor, ayah saya dengan sigapnya langsung membawa ke bengkel mobil atau membersihkannya sendiri. Tau-tau begitu tengok garasi, voilaaa....mobil saya (yang selalu dekil) sudah kinclong kembali, seperti habis keluar dari showroom

Kalau membeli oven, mixer, microwave, tas, sepatu, perhiasan dll ....cukup percayakan beliau! Dia ahli dalam memilih barang. Meskipun kepala rumah tangga, ayah saya tidak pernah segan-segan membersihkan rumah. Dia sangat cinta kebersihan! setiap pagi, seluruh lantai rumah dan teras sudah mengkilap disapu dan dipelnya. Halaman rumah secara teratur apik dan dipangkas, meskipun lama kelamaan koleksi tanamannya semakin menciut, karena setiap wiken saya suka "mengutil" beberapa tanaman dia yang lucu-lucu untuk saya tanam di rumah saya. Saya paling malas bercocok tanam, inginnya langsung instan! jadi saya comot-comot tanaman yang sedang berbunga di halamannya. Jadi ingat jaman waktu SD, karena diharuskan membawa bunga ke sekolah maka saya comotlah salah satu bunga koleksi ayah saya. Rupanya sang guru IPA saya terkejut, rupanya yang saya cabut adalah koleksi anggrek langka...hikss..hikss.maafkan...

Soal masak-memasak? dia jagonya! Setiap pagi, dia memanggangkan kami anggota keluarganya roti tawar mentega...kalau special events tertentu, seperti Idul Adha atau Idul Fitri, dia pasti memasakkan kami tongseng atau gule dan rasanya juara banget!! Andaikan Bondan Winarno-sang pakar kuliner, mencicipi masakan ayah saya.....tidak tanggung-tanggung pasti akan langsung berkomentar, "maknyusss.....istimewaaaa". Entah kebetulan atau tidak, mereka berdua memiliki wajah yang sama. Urusan cat-mencat rumah, ayah saya juga ahli (hahaha...sepertinya ayah saya dieksploitasi untuk semua hal ya), rapiiiii bangettt hasil ngecatnya. Beliau juga suka membawakan hadiah kejutan untuk keluarganya, entah itu baju, sepatu, tas, perhiasan, bahkan mesin ketik!

Dia juga suka tiba-tiba menghilang lalu tau-tau muncul di rumah dengan berbagai makanan dan camilan enak-enak, martabak manis, pisang goreng, soto, ayam panggang....nyum..nyum...Ayah saya penggemar wisata kuliner, dia suka sekali bertualang mencicipi aneka masakan (karena terlalu banyak mengkonsumi MSG dari jajan di luar maka MSG-nya jadi pencetus kanker? entahlah...). Yang pasti, kalau masak di rumah ibu saya sangat anti dengan MSG, makanan berpengawet & mengandung pewarna...semua harus serba organik. Yang pasti mulai saat ini saya dan ibu saya rajin mengkonsumi jus kulit manggis dan daun sirsak, katanya mbah Google...itu obat kanker dan miom yang paling mujarab...Wallahuallam...

Oya saya ingin menyampaikan pesan dari seorang dokter spesialis penyakit dalam, sangat wajar sekali ketika tubuh dalam kondisi kelelahan lalu kita menemukan benjolan pada kelenjar di bagian tubuh, entah itu di leher, di pangkal paha, maupun di ketiak. Sang dokter ini menyarankan, benjolan apapun itu...., walaupun biasanya dokter lain merespon benjolan tersebut dengan mengatakan, "ahh seperti ini biasa, ini cuma kelenjar", tetap lakukanlah pemeriksaan dini terhadap benjolan tersebut yaitu dengan biopsi. Biopsi berguna untuk mendapatkan kepastian apakah sel di dalamnya ganas/tidak, salah satunya dengan melakukan fine needle biopsi untuk mendapatkan minimal traumatic on skin. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? : )
3 weeks before he passed away
Take a rest and all the best for you Dad,
Your Only Daughter


No comments:

Post a Comment